Emas akan menarik minat investor sebagai aset safe haven setelah pidato Presiden Rusia Putin di televisi yang telah direkam sebelumnya untuk memerintahkan militerisasi parsial cadangan demi meningkatkan pasukan di Ukraina. Sejumlah pihak berwenang memperingatkan Barat bahwa dia siap untuk menggunakan segala cara untuk melindungi wilayah Rusia dan menanggapi semua ancaman terhadap integritas teritorialnya. Pernyataan Putin dipandang sebagai pidato eskalasi dan "pemerasan nuklir" lainnya.

Langkah Kremlin ini memungkinkan Dolar AS untuk menaklukkan puncak baru dalam 10 tahun. Indeks Dolar AS melonjak di atas 111 poin tak lama setelah pengumuman. Namun demikian, emas berhasil menunjukkan ketahanan meskipun ada lonjakan baru Dolar AS.

Beberapa analis berspekulasi bahwa emas mungkin telah melonjak hingga $1.700 per troy ounce setelah keputusan kebijakan Fed tergantung pada besarnya hawkish Fed. Dalam praktiknya, rally emas tidak terjadi. Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, menyatakan bahwa pergerakan harga baru-baru ini membuktikan emas tetap bertahan karena tingginya permintaan untuk aset safe-haven, meskipun harga emas turun ke level terendah dalam dua tahun, menguji support jangka panjang yang kritis.

Pada umumnya, emas telah melampaui aset lain di tengah penghindaran risiko global yang telah mengatur tone untuk sentimen pasar secara keseluruhan. Hebatnya, emas belum jatuh ke posisi terendah bersejarah meskipun rally Dolar AS menakjubkan serta terjadi aksi jual besar-besaran pada saham dan obligasi pemerintah. Konflik geopolitik di Ukraina sempat mendorong harga emas hingga $2.000 per ounce. Namun, belakangan, ancaman geopolitik itu hilang dari minat investor. Memang, investor telah mengalihkan fokus ke arah dinamika inflasi dan kenaikan suku bunga oleh bank sentral utama.

Hedge fund telah mempertahankan posisi short pada emas selama lima minggu berturut-turut. Ole Hansen mengakui bahwa emas telah terpukul oleh hantaman di balik siklus kenaikan suku bunga. Dia juga menambahkan bahwa selain permintaan untuk keamanan, investor melihat emas sebagai perisai terhadap kesalahan dalam kebijakan moneter. Bank sentral yang berpengaruh belum mampu menahan tekanan inflasi di seluruh dunia sejauh ini.