Pasangan mata uang GBP/USD pada hari Rabu menghindari nasib mata uang Eropa tetapi, pada saat yang sama, bahkan tidak dapat menyesuaikan dan cenderung terus jatuh. Kami telah beberapa kali menyatakan bahwa pergerakan euro dan pound dalam beberapa bulan terakhir hampir serupa, yang menunjukkan tingginya tingkat ketergantungan dari sentimen pasar pada dolar dan latar belakang fundamental Amerika Serikat. Mungkin pound tidak memiliki banyak alasan untuk jatuh seperti euro, tetapi apa lagi yang tersisa bagi para trader jika Inggris terus-menerus berada dalam "krisis politik" selama beberapa tahun? Pada saat yang sama, dari waktu ke waktu, krisis ini melemah, dan semua orang melupakannya untuk sementara waktu. Oleh karena itu, ketika Boris Johnson terlibat dalam cerita atau skandal "gelap" lainnya, para bawahannya mulai kembali melarikan diri darinya, dan oposisi kembali mulai meminta perdana menteri tersebut untuk mengundurkan diri. Namun, kami akan sedikit membahasnya di bawah ini.
Saya juga ingin menyatakan bahwa Brexit untuk Inggris dapat berubah menjadi masalah yang jauh lebih besar daripada yang dilihat Boris Johnson dan Theresa May beberapa tahun lalu. Selama lebih dari setahun, Skotlandia menuntut izin dari London untuk mengadakan referendum kemerdekaan kedua. Lazimnya, kecil kemungkinan permintaan ini akan diterima karena Boris Johnson tidak ingin melepaskan sepertiga wilayah Inggris. Selain itu, tidak ada yang akan memaafkannya atas hilangnya Skotlandia. Namun, Edinburgh juga dapat menggunakan metode yang sangat populer di seluruh dunia dalam dua puluh tahun terakhir. Metode ini disebut "kami akan mengadakan referendum, dan atas dasar itu, kami akan membuat keputusan." Jika murni hipotetis, orang-orang Skotlandia memilih untuk memisahkan diri dari Inggris dan bergabung dengan Uni Eropa, maka Nicola Sturgeon akan memiliki kartu truf di depan seluruh dunia - orang-orang Skotlandia telah memutuskan demikian. Jika London menolak untuk mengakui hasil referendum, itu akan merugikan. Ternyata, itu akan bertentangan dengan demokrasi dan membuat seluruh negara, seluruh rakyat, terbelenggu.
Boris Johnson – tiada hari tanpa skandal.
Johnson bisa saja mengundurkan diri beberapa minggu yang lalu. Namun, Partai Konservatif tidak dapat mengumpulkan cukup suara untuk menyatakan mosi tidak percaya pada Perdana Menteri tersebut. Johnson tetap menjabat dan selama 12 bulan kebal dari semua klaim baru terhadapnya. Ingat, dalam beberapa bulan terakhir, Johnson tidak dipanggil untuk mengundurkan diri hanya oleh para pemalas. Skandal "pesta virus corona" memiliki resonansi tinggi dalam masyarakat dan politik Inggris.
Namun, Johnson menolak meninggalkan jabatannya secara sukarela. Pekan lalu, diketahui bahwa salah satu anggota senior Partai Konservatif, Chris Pincher, dalam keadaan mabuk, berkelahi dan melecehkan beberapa pria di salah satu pub Inggris. Jelas bahwa Boris Johnson mengetahui "dosa" Pinscher pada tahun 2017 ketika dia adalah orang yang terlibat dalam penyelidikan parlemen atas pelecehan. Pincher sendiri mengundurkan diri setelah insiden ini, tetapi Boris Johnson kembali berpura-pura tidak ada hal buruk yang terjadi.
Menteri Keuangan Rishi Sunak dan Menteri Kesehatan Sajid Javid sebagai gantinya mengundurkan diri. Keduanya menyatakan mereka telah kehilangan kepercayaan pada Perdana Menteri saat ini dan tidak dapat tetap menjabat karena alasan etis. Ingat, ini bukan pertama kalinya anggota Kabinet Menteri Parlemen Inggris mengundurkan diri atau diberhentikan oleh Johnson. Apa pun itu, semua peristiwa ini, semua skandal dan "cerita" ini tidak hanya memengaruhi peringkat politik Boris sendiri, yang kemungkinan kecil akan terpilih kembali untuk masa jabatan kedua, tetapi juga peringkat seluruh Partai Konservatif, yang berisiko kalah dalam pemilihan parlemen berikutnya dengan insiden serupa seperti beberapa tahun lalu saat mereka kalah dari Partai Buruh. Pound Inggris mungkin tidak bereaksi terhadap semua peristiwa ini, tetapi latar belakang fundamental kumulatifnya tetap sedemikian rupa sehingga sangat sulit untuk ingin membelinya sekarang.
Volatilitas rata-rata pasangan GBp/USD selama lima hari perdagangan terakhir sebesar 145 poin. Nilai ini "tinggi" bagi pasangan pound/dolar. Oleh karena itu, pada Kamis, 7 Juli, kami perkirakan akan terbentuk pergerakan di dalamchannel, yang dibatasi oleh level 1.1755 dan 1.2045. Reversal indikator Heiken Ashi ke atas menandakan tahap koreksi ke atas.
Level support terdekat:
S1 – 1.1902
S2 – 1.1841
Level resistance terdekat:
R1 – 1.1963
R2 – 1.2024
R3 – 1.2085
Rekomendasi trading:
Pasangan GBP/USD melanjutkan pergerakan turunnya dalam timeframe 4 jam. Oleh karena itu, saat ini Anda sebaiknya tetap dalam posisi short dengan target di 1.1841 dan 1.1755 hingga indikator Heiken Ashi berbalik ke atas. Order beli harus dibuka saat harga di atas moving average dengan target di 1.2146 dan 1.2207.
Penjelasan ilustrasi:
Channel regresi linear - membantu menentukan tren saat ini. Jika keduanya mengarah ke arah yang sama, maka tren saat ini kuat.
Garis moving average (pengaturan 20.0, diperhalus) - menentukan tren jangka pendek dan arah trading yang sebaiknya dilakukan.
Level Murray - level target pergerakan dan koreksi.
Level volatilitas (garis merah) - kemungkinan channel harga di mana pasangan ini akan menetap pada hari berikutnya, berdasarkan indikator volatilitas.
Indikator CCI - masuknya indikator ini ke area oversold (di bawah -250) atau ke area overbought (ke atas +250) berarti reversal tren ke arah sebaliknya hampir akan terjadi.
