Sentimen pasar memburuk pada hari Selasa setelah pekerja minyak di Norwegia melakukan pemogokan. Ancaman berkurangnya pasokan seharusnya memicu kenaikan harga minyak, namun yang terjadi justru sebaliknya. Brent menurun 17% dari puncaknya pada 14 Juni di tengah ekspektasi permintaan yang lebih rendah karena kemungkinan timbulnya resesi.

Harga gas, di sisi lain, mencapai level tertinggi 4 bulan di Eropa karena tiga ladang ditutup akibat pemogokan. Tumpang tindih krisis energi dapat menjelaskan mood yang lebih bearish, yang juga menyebabkan penurunan Euro sebesar 1,5%.

Di AS, dua indikator menunjukkan kemungkinan bergerak menuju resesi. Indeks manufaktur ISM menunjukkan penurunan tajam dalam sub-indeks pesanan baru, sementara indeks persediaan tetap tinggi.

Indikator lainnya adalah indeks GDPNow Fed Atlanta untuk kuartal kedua, yang saat ini berada di angka -2,1%. Tentu saja, pertumbuhan negatif dua kuartal berturut-turut tidak selalu menunjukkan resesi, dan untuk menyebutnya seperti itu (terutama di AS) juga ada kenaikan pengangguran. Dengan demikian, Fed tidak mungkin takut akan pertumbuhan negatif untuk dua kuartal jika indikator pasar tenaga kerja tetap rendah, seperti sekarang. Dalam hal ini, data pasar tenaga kerja untuk bulan Juni, yang akan dipublikasikan pada hari Jumat, menarik minat yang meningkat dan dapat memicu volatilitas yang tinggi jika nilai akhir menunjukkan penyimpangan yang nyata dari perkiraan.

Akan ada data ISM di sektor jasa, laporan ketenagakerjaan nasional ADP dan laporan ketenagakerjaan AS, yang akan menjadi penggerak utama pasar.

USD/CAD

Meskipun posisi net long naik 389 juta pada minggu pelaporan, CAD tetap bearish karena kekhawatiran perlambatan permintaan bahan baku tidak memberikan peluang mata uang komoditas untuk menguat. Settlement price juga tertinggal di belakang spot price, yang mengindikasikan beberapa potensi penurunan korektif.

Upaya pertama USD/CAD untuk menembus resistensi 1,3076 gagal, tetapi ada banyak alasan untuk percaya bahwa upaya kedua akan berhasil. Peluang mencapai 1,3320/40 menjadi jauh lebih besar.

Senin lalu, Bank of Canada merilis tinjauan prospek bisnis per kuartal, yang menunjukkan bahwa banyak bisnis terus menaikkan upah untuk mempertahankan pekerja dan mengharapkan kenaikan harga yang kuat di paruh kedua tahun ini. Karena ekspektasi inflasi yang meningkat telah mencerminkan kekhawatiran bisnis bahwa risiko stagflasi tetap tinggi, maka aset safe-haven akan tetap menjadi favorit pasar hingga akhir minggu.

USD/JPY

Posisi net long dalam JPY meningkat sebesar 523 juta pada minggu pelaporan meskipun Bank of Japan menyatakan tidak terburu-buru untuk mengetatkan kebijakan moneter.

Mungkin, spekulan pasar berpikir sebaliknya dan sedang mempersiapkan fakta bahwa BoJ, sebagai bagian dari proses global, akan bergabung dengan kumpulan bank sentral yang memperketat kondisi keuangan. Namun sampai itu terjadi, ada risiko USD/JPY akan terus naik.

Mizuho Bank meyakini bahwa bahkan kenaikan USD/JPY ke 140 atau inflasi hingga 3% tidak cukup bagi Bank of Japan untuk mengubah posisinya, karena pendekatan seperti itu membuat BoJ rentan terhadap tindakan spekulan. Target stabilitas harga 2% akan tetap sama terlepas dari apakah inflasi meningkat hingga 3% atau bahkan 4%, karena indeks inflasi AS telah lama melampaui semua target.